Kamis, 24 Desember 2020
Ada sebuah kalimat yang pernah saya baca di sebuah buku, seperti ini kalimatnya "pergilah dan jatuh cintalah, namun ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu ikut mati bersamanya"
Banyak hal, entah berupa kesenangan atau kesedihan bersama seseorang, entah berupa kasih sayang atau kemarahan di suatu waktu, entah berupa rasa sayang yang sangat tinggi pada suatu hari atau rasa lelah dengan keadaan dan ingin menyerah, saya rasa semuanya tidak untuk dilupakan, semuanya cukup dikenang dan diambil saja pelajarannya.
Saya rasa waktu berapa lama bukanlah tolak ukur suatu perasaan bisa tumbuh sebegitu kuatnya, melainkan bagaimana cara kita mencintai orang tersebut, cara kita menyerahkan seluruhnya perasaan kita untuk orang tersebut, menyusun harapan dan merawat percaya.
Kadang kamu bisa berfikir keadaan sudah berubah, semuanya tidak sama lagi, perasaan perlahan pergi, dan juga rasa percaya sudah tidak ada lagi, tapi percayalah, ketika didalam hati masih bisa memanggil satu kali saja namanya untuk sekedar ingin merubah suatu keadaan, itu adalah bentuk kedewasaan yang sebenarnya. Namun bentuk kedewasaan memang ada bermacam-macam, mungkin cara kita mengambil kedewasaan yang berbeda. Tidak bisa disalahkan, apalagi ditertawakan.
Simpan rapi semua kenangan dalam ingatan, buka jika kau rindu akan sebuah pengharapan, tidak harus berbalas apalagi merasa sakit hati, masalalu ada untuk dikenang.
Teruntuk diri sendiri, yang mungkin akan membaca ini beberapa tahun mendatang. Entah berakhir dengannya atau tidak, terimakasih sudah sebegitu kuatnya dalam mencintai, menimbang baik buruk perasaan, mengeluarkan berbagai hal untuk penyebab bahagianya, menyediakan banyak waktu untuk membuat lebih banyak kenangan, terimakasih sudah memiliki banyak kekhawatiran akan kesehatan seseorang, terimakasih sudah berusaha menjadi kuat untuk menguatkan, mencari berbagai bahan obrolan untuk mengalihkan kemarahan, bahkan dalam beberapa hal mencoba sesuatu yang baru agar dia senang.
Tidak ada yang sia-sia dari sebuah hubungan, semuanya hadir dengan wanginya masing-masing, kamu tidak perlu menyesalinya walaupun hanya seujung kuku.
Teruntuk kamu, yang pernah menjadikan aku sebagai penyebab bahagia, kembali aku kutip dari sebuah film yang aku tonton ketika kelas 3 SMA, sang pemeran utama berbicara kepada perempuan yang disukainya sejak lama, namun perempuan itu baru menyadarinya beberapa waktu kemudian, ketika sudah bersama ada suatu kesalahpahaman yang membuat mereka berpisah, lalu mereka sama-sama melewati banyak hari dalam kesepian, seperti ini kutipannya :
"Ketika kita benar-benar menyukai seseorang, mengasihi seseorang, mencintai seseorang, jika tidak berakhir dengan kita, dan kemudian menemukan orang lain, kita akan sepenuh hati mendo'akan kebahagiaannya dari hati yang terdalam"
Diluar sore sedang mendung, sampai jumpa di lain waktu.
Komentar
Posting Komentar